Monday, December 14, 2015

Kajian Rukun Iman yang Enam

Rukun iman ada enam, yaitu iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat Allah, iman kepada Kitab-kitab Allah (Taurat, Zabur, Injil, Al Qur'an), iman kepada Nabi dan Rosul Allah, iman kepada kiamat, dan iman kepada takdir (qada dan Qodar)

Pada tahap awal kita beriman karena Allah mengajari kita melui firman-Nya yang disampaikan para Nabi dan Rosul. Seiring dengan semakin kuatnya keyakinan maka pendalaman kepada rukun iman ini berlanjut. Yang tadinya yakin menjadi semakin yakin atau ainul yakin, selanjutnya haqul yakin dan sampai pada keyakinan yang sempurna (haqmalullah yakin).

Iman kepada Allah, pada tahap mendalam, hati akan menuntut agar bisa berhadapan dengan Allah. Nabi Musa A.S. pernah ingin melihat langsung Dzat Allah. Allah berfirman "Tidak muat bumi dan langitku akan Dzatku, kecuali hati hambaku yang muk'min, lunak dan tenang". Jadi Qolbu atau hati kita secara fitrah adalah rindu kepada Allah, karena kita berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya (Innalillahi wainnailaihi roji'un). Tentu saja qolbu seorang hamba belum akan terpuaskan dari rindu dan dahaga jika belum menyaksikan Dzat Allah ta'ala. Maka seorang hamba membutuhkan menempuh jalan menuju Allah yang disebut menempuh tarekat (arti harfiah: jalan, tongkat, payung).

Perjalanan menuju Allah sulit dan terjal karena merupakan jihad akbar yaitu menata hati dari godaan setan dan nafsu. Oleh karena itu butuh guru pembimbing yaitu Guru Mursid dan Guru Wasilah. 

Kembali kepada rukun iman enam, ke enam rukun ini saling berkaitan dan saling bersinergi. Pendek kata iman kepada Allah, kati kita belum mapu melihat Dzat Allah, iman kepada malaikat, hati kita belum mampu menyaksikan malaikat, iman kepada Nabi dan Rosul kita sudah tidak lagi sezaman dengan para Nabi, iman kepada hari kiamat, kiamat sughro (kecil) yaitu kematian, kita belum mengalami apa yang pernah dialami Ashabul Kahfi yang "tidur" selama 309 tahun misalnya, iman kepada qada dan qodar, apa yang terjadi esok hari kita tidak tahu, padahal para Nabi diberi kemampuan melihat masa yang akan datang jauh sebelum terjadi. 

Namun, janganlah kita berkecil hati, karena salah satu rukun iman yaitu iman kepada Nabi dan Rosul dapat kita turut hingga saat ini, yaitu warisan para Nabi yaitu para ulama yang mendapt petunjuk dari Allah SWT. Melalui nasihat dan bimbingan yang intensif dan terus menerus sepanjang hayat dari para guru inilah yang Insya Allah dapat mengantarkan kita pada peningkatan iman kepada keenam rukun iman. Dengan mengikuti petunjuk para guru, insya Allah hati kita dapat melihat dzat Allah, melihat para malaikat, mendapatkan ilham dari Allah, merasakan sukma kita menghadap Allah (wa'anta mautu qoblal maut = pelajarilah mati sebelum mati), dan hati kita bisa memperoleh sasmito (jawa=petunjuk ghaib) tentang apa yang menjadi keputusan Allah yang belum terjadi (qada) dan apa yang telah terjadi (qodar)

Dengan perjuangan panjang, tetapi kita akan mendapatkan kenikmatan yang belum pernah terbersit dalam hati, terdengar oleh telinga kita, terlihat mata kita, yaitu beribu kenikmatan yang merupakan balasan yang lebih baik dari Allah kepada hamba-hambaNya yang sholeh dan sholehah.

Demikian bahan perenungan sebagai pendewasaa kita dalam belajar meningkatkan kualitas keimanan kita. Wallahu a'lam bishowab...

No comments:

Post a Comment