Tuesday, August 20, 2013

ADAB BERGURU (7) GORO-GORO (SELESAI)

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI WAYANG

    Orang bijak mengatakan BAHASA MENUNJUKKAN BANGSA. Mari kita perhatikan sejenak bagaimana nenek moyang kita membahasakan sesuatu yang penuh makna melalui simbol-simbol wayang. Seperti yang telah admin sampaikan pada bagian pertama bahwa peraga ponokawan itu sarat dengan makna. Coba kita pikirkan mengapa Semar, Gareng Petruk dan Bagong digambarkan sebagai tokoh yang secara fisik tidak sempurna, serba cacat. Semar berbibir dower bertubuh tidak proporsional, Gareng berlengan ceko, berkaki pincang. Petruk berhidung panjang. Bagong bermata belo. Namun ketika mereka berkumpul yang ada adalah kegembiraan, tiada kesedihan.
    Sosok ponokawan adalah sosok peraga para Waliyullah. Orang awam tidak mengetahui ciri-ciri mereka karena memang disembunyikan ditutupi oleh hal-hal yang bagi orang banyak dianggap sebagai kekurangan atau kelemahan dan dianggap remeh dan sepele. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri waliyullah yang disampaikan para ulama dan Firman Allah SWT.
Pada hakekatnya, kewalian seseorang itu hanya diketahui oleh Allah SWT, dan para wali-Nya yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk mengetahui. Dalam hal ini, ada sebuah pameo yang populer di kalangan ahli tasawuf yang berbunyi,“laa ya’rifu al-waliy illa al-waliy, (tidak akan tahu kepada kewalian seseorang kecuali sesama walinya)”.
 
 
Allah berfirman tentang para wali Allah dalam al-Qur’an al-Karim yang artinya:
 “Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah, mereka tidak merasa takut dan tidak pula berduka cita. (Wali-wali Allah) yaitu orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. Mereka mendapat berita gembira (kemenangan) di dunia dan (kebahagiaan) di akhirat. Tidak ada perubahan janji-janji Allah. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. Yunus [10]: 62-64).
 
 
Al-Imam Syihabuddin Ibnu Hajar al-Haitami, ulama fikih terkemuka mazhab asy-Syafii dalam kitab al-Fath al-Mubin Syarh al-Arba’in menjelaskan tentang maksud wali Allah .
 “Yang dimaksud wali di sini ialah orang yang dekat kepada Allah , karena ia mendekatkan diri dengan cara mengikuti segala perintah-Nya, menjauhi semua larangan-Nya, memperbanyak ibadah-ibadah sunah, dia tidak pernah meninggalkan dzikir kepada Allah SWT, dan hatinya tidak pernah melihat selain keagungan Allah, karena ia tenggelam dalam cahaya ma’rifat kepada Allah SWT. Ia tidak melihat kecuali tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Tidak mendengar kecuali ayat-ayat-Nya. Tidak berbicara kecuali memuji kepada Allah SWT. Tidak bergerak kecuali dalam ketaatan kepada AllahSWT. Dan inilah sebenarnya orang yang bertakwa kepada Allah SWT. AllahSWT berfirman dalam al-Qur’an: “Orang-orang yang menjadi kekasih-Nya, hanyalah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Anfal [8]: 34).
 
Maka jelaslah sebenarnya dalam budaya wayang tersembunyi nilai-nilai pendidikan karakter bangsa yang paripurna. Dari rangkaian cerita Ponokawan ini sangatlah panjang jika diuraikan nilai-nilai didik yang ada di dalamnya. Sementara ini cukup kiranya sebagai inspirasi bagi anda untuk merenungi betapa luhurnya budaya bangsa kita tanpa harus berkiblat pada bangsa lain dalam mencari nilai-nilai karakter pembangun bangsa Indonesia tercinta ini.