Friday, December 13, 2013

KEMANISAN ILMU

Imam Junaed r.a. berkata: “Barang siapa yang melulu fiqih/sareat saja tanpa tasawuf adalah fasiq, siapa yang melulu tasawuf saja tanpa fiqih adalah zindiq. Siapa yang mengumpulkan keduanya (sareat dan hakekat/fiqih dan tasawuf) adalah benar”.

Banyak orang belajar tetapi belum merasakan manisnya ilmu. Hal ini dikarenakan mereka tertipu oleh nafsunya sendiri. Semangat menuntut ilmu terkurangi dan akhirnya 'kalah' dengan kenikmatan duniawi yang hanya menuruti syahwat saja. Sabagaimana firman Allah :

Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
At Taubah : 24

Jihad akbar adalah melawan hawa nafsu yang sangat keras menguasai setiap individu bersama dengan hal-hal yang tersebut dalam ayat di atas (anak, istri, perdagangan, rumah dan harta benda lainnya yang menghalangi niat jihad seseorang).

Keharusan untuk belajar ilmu syareat dan hakikat (lahir dan batin) disampaika oleh Imam Hujjatul Islam Imam Ghazali r.a. dalam kitab “Ihya” yang menegaskan, siapapun yang tidak memperoleh ilmu ini (ilmu batin) maka dikhawatirkan mereka mati dalam kekafiran.

Orang-orang yang tetap kasih kepada dunia dan tetap pula dalam kungkungan hawa nafsunya, tidak akan menemukan rasa “tahkik”/kemantapan ilmu ini, meskipun dalam ilmu-ilmu lain dia berhasil. Setidak-tidaknya dia tidak akan diberikan perasaan kemanisan ilmu.

Mumpung masih ada umur dan kekuatan marilah kita  belajar dan berjihad (melawan hawa nafsu) dengan mencintai Allah dan Rosulnya melebihi cinta kita kepada dunia dan seisinya....