Jadi intinya bahwa Rasulullah itu bertasawuf karena memang tujuan Rasulullah adalah menyempurnakan akhlak
Rasulullah mengatakan “Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak.” (HR Ahmad).
Sebagaimana firman Allah ta’ala yang artinya,
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswah hasanah
(suri tauladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.” (Q.S Al-Ahzab : 21).
Urutannya adalah Ilmu –> Amal –> Akhlak
Dengan ilmu kita melakukan amal/perbuatan/ibadah, dengan amal/perbuatan/ibadah yang kita lakukan terbentuk akhlak.
Inilah yang diibaratkan sebagai ilmu padi, “merunduk ketika semakin berisi“
Sebagaimana yang diketahui, bahwa ajaran ahwal (suatu perolehan
dengan karunia dari Allah) dan maqamat (suatu perolehan dengan usaha
manusia) yang semuanya itu ditujukan untuk memperbaiki akhlak.
Sedang tujuan perbaiki akhlak adalah untuk membersihkan qalbu yang
berarti mengosongkan dari sifat sifat yang tercela (TAKHALLI) kemudian
mengisinya dengan sifat sifat yang terpuji (TAHALLI) yang selanjutnya
akan memperoleh kenyataan Tuhan (TAJALLI). Allah ta’ala bertajalli
maka kita akan mencapai muslim yang ihsan (muhsin/muhsinin) atau muslim
yang dapat seolah-olah melihatNya atau melihat Allah ta’ala dengan hati /
akhlak yang suci / keimanan.
Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi’lib Al-Yamani,
“Apakah Anda pernah melihat Tuhan?”
Beliau menjawab, “Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?”
“Bagaimana Anda melihat-Nya?” tanyanya kembali.
Sayyidina Ali ra menjawab, “Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati dengan hakikat keimanan …”.
“Apakah Anda pernah melihat Tuhan?”
Beliau menjawab, “Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?”
“Bagaimana Anda melihat-Nya?” tanyanya kembali.
Sayyidina Ali ra menjawab, “Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati dengan hakikat keimanan …”.
Mari kita berlatih (riyadhah) bersungguh-sungguh (mujahadah) memerangi hawa nafsu meneladani akhlak RasulullahSAW.
Tentang pentingnya bertasawuf, Anda bisa simpulkan sendiri dengan banyak belajar dan membaca Qur'an, Hadist, belajar kepada para ulama dan orang-orang sholeh dan sholehah...